Selasa, 2 Juli 2024 – 19:20 WIB
VIVA – Kepala Desa (Kades) di Wakatobi yakin jembatan yang viral diperbaiki oleh Youtuber asing dari Denmark, Kristian Hansen, masih layak pakai. Dia bahkan memperkirakan kekuatan jembatan itu masih bisa bertahan hingga dua tahun ke depan.
Baca Juga :
Geger! Kades di Wakatobi Kecewa Gegara Aksi Bule Asal Denmark Perbaiki Jembatan di Wilayahnya
Di sisi lain, dia juga kecewa dengan aksi yang dilakukan Hansen tersebut. Menurutnya apa yang dicetuskan oleh bule Denmark itu tidak beretika.
Sebab, dirinya tidak mengetahui adanya aksi perbaikan jembatan di desanya, Samabahari. Desa yang dimaksud terletak di Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Kades tersebut juga menjelaskan bahwa jembatan yang diperbaiki oleh Hansen bukan jalur umum melainkan hanya penghubung ke rumah homestay keluarga. Ini kemudian diyakini menjadi salah satu alasan jembatan itu tidak masuk prioritas untuk dibenahi.
Baca Juga :
Bobol ATM di Palembang Dibantu Hacker Meksiko, Bule Rusia Berstatus Residivis Dituntut 1,5 Tahun
“Yang dilakukan Youtuber ini sangat mengecewakan karena tanpa sepengetahuan kami dari Pemerintah desa, dia melakukan sesuatu yang tidak kami ketahui,” ujarnya dalam wawancara di acara Apa Kabar Indonesia, dipetik Selasa 2 Juli 2024.
“Seharusnya jembatan itu masih layak pakai satu atau dua tahun yang akan datang, hanya kenapa diperbaiki, karena itu bukan jembatan umum. Itu hanya penghubung ke rumah homestay keluarga,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini viral aksi Hansen di media sosial yang memperbaiki jembatan di salah satu desa di Wakatobi. Bule asal Denmark itu mengeluarkan biaya pribadinya demi menjamin keselamatan para warga yang ingin menyeberang.
Dibantu masyarakat setempat, Hansen mampu merampungkan perbaikan jembatan tersebut hanya dalam waktu sekitar 24 jam saja. Kondisi jembatan sebelum diperbaiki pun menjadi sorotan bagi para netizen.
Dalam unggahan video yang ditampilkan Hansen, tampak jembatan tersebut bolong-bolong. Kayu yang menyangga pun diduga sudah lapuk dan mengkhawatirkan.
Sekadar gambaran, rumah-rumah yang ada di desa Samabahari dibuat bermodelkan panggung. Bangunan-bangunan itu disangga dengan kayu di atas air.
Adapun jembatan yang dimaksud sendiri merupakan akses jalanan antar rumah. Perbedaan pun terasa ketika jembatan tersebut diperbaiki.