Portal Berita Pilihan Prabowo Subianto, Update Setiap Jam

Enabling Key Goals: Halting Resource Outflow and Amplifying Domestic Production

Enabling Key Goals: Halting Resource Outflow and Amplifying Domestic Production

Oleh: Prabowo Subianto [dikutip dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 207-209, edisi softcover ke-4]

Nasib bangsa kita ada di tangan kita sendiri. Jika kita tidak mengambil langkah-langkah berani untuk memperbaiki situasi kita, keadaan negara kita hanya akan memburuk. Oleh karena itu, dalam buku ini, saya menjabarkan tanggung jawab kolektif kita.

Pertama dan terutama, kita harus menjaga kekayaan nasional. Kita perlu menghentikan aliran kekayaan nasional ke luar negeri sehingga kita memiliki dana untuk membangun pabrik dan meningkatkan produksi nasional. Jika kita membiarkan kekayaan kita terus mengalir keluar, akhirnya kita akan kehabisan sumber daya untuk memperbaiki segala sesuatu.

Kita harus memiliki pabrik-pabrik mobil sendiri di Indonesia. Mengingat kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, mengapa tidak memproduksi mobil listrik? Orang Indonesia membeli satu juta mobil setiap tahun. Bukankah sudah saatnya sebagian dari mobil tersebut dibuat di Indonesia?

Kita juga membutuhkan pabrik-pabrik sepeda motor Indonesia, pabrik pesawat terbang sendiri, dan memperkuat PTDI (Indonesian Aerospace). Produksi kereta api kita harus diperkuat, begitu juga dengan industri pembuatan kapal kita. Dengan mempromosikan produksi dalam negeri, pemuda Indonesia akan memiliki kesempatan pekerjaan yang pantas dan terhormat. Kita tidak ingin anak-anak kita menjadi buruh selamanya.

Ini adalah inti dari strategi ekonomi yang disajikan dalam buku ini: Meningkatkan produksi dan produktivitas nasional. Produksi nasional berarti barang untuk pasar Indonesia dibuat oleh orang Indonesia, di Indonesia, menggunakan bahan baku Indonesia. Jika pasar lain ingin membeli, itu adalah bonus. Saya juga ingin kita mengekspor barang-barang buatan Indonesia ke luar negeri.

Jika produksi kita kuat, jika kita meminimalkan impor dan menciptakan barang-barang bernilai ekonomis, terutama dalam makanan, pakaian, kebutuhan dasar, dan energi, itu adalah nilai nyata, bukan? Mata uang kita akan secara alami menguat. Orang akan mencari dan membeli rupiah. Kekuatan mata uang mencerminkan produktivitas sebuah negara. Jika produktivitas kita kuat, mata uang kita akan stabil.

Melihat periode 2003-2013, mata uang kita relatif stabil selama satu dekade. Mengapa demikian? Karena ekspor kita kuat. Namun, ekspor tersebut bergantung pada bahan mentah dan komoditas. Sayangnya, selama sepuluh tahun yang menguntungkan itu, kita tidak berubah untuk memperkuat produksi atau menambah nilai melalui pengolahan.

Namun, saya tetap sangat optimis. Kita memiliki kekuatan dasar dan kemampuan bawaan. Yang kita butuhkan hanyalah manajemen cepat dan cerdas. Indonesia telah menyia-nyiakan terlalu banyak kesempatan. Dengan strategi nasional yang tepat, saya yakin Indonesia bisa membangun kekuatan industri yang dihormati. Kita akan memiliki produk industri yang dihormati. Dan akhirnya, rupiah kita akan kuat.

Source link