Berita  

5 Tips untuk Haji Lancar dan Mabrur

Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jemaah haji memasuki rangkaian manasik yang panjang, termasuk mabit di Muzdalifah, melontar jumrah di Mina, dan tawaf ifadah serta tahallul. Dalam kondisi padat dan cuaca ekstrem di Arab Saudi, menjaga kesehatan menjadi krusial untuk menyelesaikan ibadah haji dengan baik. Artikel ini membahas tips praktis untuk menjaga kesehatan jemaah haji setelah wukuf di Arafah, dengan perhatian khusus terhadap lansia dan penderita penyakit kronis. Pentingnya pola makan, istirahat, kebersihan, dan pencegahan penyakit menular juga disorot dalam artikel ini.

Wukuf di Arafah, yang terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah, bukan hanya momen spiritual paling agung dalam ibadah haji, namun juga merupakan kegiatan melelahkan secara fisik. Jutaan jemaah berkumpul di padang tandus yang panas, dengan suhu mencapai di atas 40°C. Setelah Arafah, perjalanan haji masih harus dilanjutkan dengan mabit di Muzdalifah, melontar jumrah di Mina, dan berbagai aktifitas lainnya.

Pentingnya menjaga kondisi fisik setelah wukuf tidak boleh diabaikan, mengingat dampak kelelahan, dehidrasi, dan risiko penyakit lainnya. Beberapa tips yang diberikan meliputi penuhi kebutuhan cairan tubuh, istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi, penggunaan masker, menjaga kebersihan, dan melindungi diri dari panas terik. Lansia dan penderita penyakit kronis perlu perhatian khusus dalam menjaga kesehatan mereka selama ibadah haji.

Pemerintah Indonesia telah menyediakan tim kesehatan haji yang siaga 24 jam di berbagai lokasi jamaah berkumpul. Jemaah diminta untuk memanfaatkan layanan kesehatan ini dan tidak ragu untuk memeriksakan diri jika membutuhkan. Menjaga kesehatan ini sejalan dengan nilai-nilai spiritual dalam Islam, di mana menjaga tubuh sehat merupakan bagian dari ibadah yang dianjurkan. Dengan tubuh yang sehat, diharapkan jemaah dapat menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji dengan khusyuk, dan pulang ke tanah air sebagai haji mabrur.

Source link