Menjelang Hari Raya Idul Adha, pemotongan hewan kurban menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Selain daging, bagian lain dari hewan seperti kulit kerap kali terabaikan, padahal kulit juga memiliki nilai manfaat yang tinggi. Salah satu pemanfaatan kulit sapi atau kerbau yang cukup populer di masyarakat adalah sebagai bahan dasar kerupuk kulit atau yang dikenal dengan nama rambak. Agar hasil kerupuk kulit menjadi mekar sempurna dan garing saat digoreng, proses pengolahan harus dilakukan secara tepat, mulai dari pembersihan kulit hingga teknik penggorengan yang benar.
Untuk membuat kerupuk kulit, pertama-tama rendam kulit sapi dalam larutan air kapur selama 48 jam. Proses ini membersihkan kulit dan membuat teksturnya lebih kenyal. Bersihkan kulit dari bulu-bulu yang masih menempel menggunakan pisau. Kemudian jemur kulit sapi hingga setengah kering, potong-potong sesuai ukuran yang diinginkan, dan rebus potongan kulit bersama bumbu halus seperti bawang putih, garam, dan gula hingga kulit menjadi lunak dan bumbu meresap. Setelah matang, tiriskan dan jemur kembali hingga benar-benar kering.
Proses penggorengan kerupuk dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, goreng kerupuk rambak mentah menggunakan minyak panas dengan api kecil untuk membentuk tekstur dasar. Setelah itu, tahap kedua, goreng kembali kerupuk menggunakan minyak panas dengan api besar hingga kerupuk mengembang sempurna, berwarna keemasan, dan renyah. Kerupuk kulit atau rambak tidak hanya sebagai camilan favorit tetapi juga merupakan oleh-oleh khas yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan mengolah kulit sapi menjadi rambak, masyarakat tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga mendapatkan nilai tambah secara ekonomi. Pempek Palembang adalah salah satu hidangan khas yang sering dijumpai dalam acara iuran keluarga di Palembang. Di hotel-hotel berbintang di Palembang juga kadang-kadang memasakan beberapa hidangan khas kota Palembang ini.