Belakangan ini, istilah “mythomania” sedang menjadi perbincangan di media sosial, terutama di platform TikTok. Banyak warganet merasa terdorong oleh istilah ini dan penasaran dengan arti sebenarnya. Mythomania sebenarnya mengacu pada kondisi psikologis di mana seseorang memiliki kecenderungan patologis untuk berbohong secara terus-menerus dan kompulsif tanpa alasan yang jelas. Dalam dunia psikologi, kondisi ini juga dikenal sebagai pseudologia fantastica.
Orang yang mengalami mythomania tidak hanya sekali atau dua kali berbohong, melainkan telah membuat kebohongan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung berbohong tanpa alasan yang jelas, menjadikan cerita bohong mereka tampak meyakinkan, melakukannya secara konsisten, sulit mengakui kebenaran, dan bahkan mengalami delusi ringan. Popularitas istilah ini di TikTok didorong oleh banyaknya pengguna yang berbagi pengalaman pribadi terkait kebohongan kompulsif.
Dampak dari mythomania dalam kehidupan sosial juga tidak boleh diabaikan, termasuk hilangnya kepercayaan dari orang sekitar, isolasi sosial, gangguan dalam hubungan asmara dan keluarga, serta hilangnya reputasi di lingkungan kerja. Namun, kondisi ini dapat diobati melalui terapi psikologis, terutama Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Meskipun istilah ini viral di TikTok, penting untuk tidak sembarangan melabeli seseorang sebagai mythomaniac tanpa diagnosis profesional, dan lebih bijak dalam menggunakan istilah tersebut.
