Jembatan Suramadu, dengan panjang mencapai lebih dari lima kilometer, telah menjadi simbol kemajuan infrastruktur Indonesia yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura. Kehadirannya tidak hanya memudahkan mobilitas masyarakat, tetapi juga menjadi perwakilan konektivitas antarpulau yang dulunya terpisah oleh lautan luas. Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan, Jembatan Suramadu memiliki peran strategis yang penting, sering dianggap sebagai fondasi utama dalam mendorong kemajuan wilayah timur Indonesia.
Jembatan Suramadu, yang menghubungkan Kota Surabaya di Pulau Jawa dengan Kabupaten Bangkalan di Pulau Madura, merupakan jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang mencapai 5.438 meter. Dibangun dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan ekonomi di Pulau Madura, ide pembangunan jembatan ini pertama kali dicetuskan oleh Prof. Dr. Sedyatmo pada tahun 1960-an. Meskipun proyek ini sempat terhenti setelah kematiannya pada tahun 1984, pembangunan Jembatan Suramadu akhirnya dimulai pada tahun 2003 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dan diresmikan pada tahun 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan struktur terdiri dari jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama, Jembatan Suramadu memiliki dua jalur kendaraan di setiap arah serta dilengkapi dengan jalur darurat dan jalur khusus untuk sepeda motor. Awalnya berfungsi sebagai jalan tol dengan tarif tertentu, pemerintah memutuskan untuk menggratiskan tarif tol pada tahun 2018 demi mendorong pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura. Sejak dioperasikan, Jembatan Suramadu telah memberikan dampak besar terhadap mobilitas dan perekonomian antara Surabaya dan Madura, mendukung peningkatan investasi dan pariwisata di Madura, serta memperkuat integrasi antara kedua wilayah tersebut.
Dengan sejarah panjang dan peran strategisnya, Jembatan Suramadu tidak hanya menjadi representasi arsitektur, tetapi juga simbol kemajuan infrastruktur Indonesia dalam menghubungkan berbagai wilayah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan.