Akio Toyoda, yang telah menjadi CEO Toyota sejak 1984, memiliki pengetahuan mendalam tentang industri otomotif. Selama satu dekade memimpin perusahaan ini, dia berhasil membawa Toyota menjadi produsen mobil terbesar di dunia selama lima tahun berturut-turut pada tahun 2024. Dalam sebuah wawancara dengan Automotive News, Toyoda memberikan pandangannya tentang merger antara Honda dan Nissan yang gagal, yang menyoroti pentingnya fokus pada produk dalam industri ini.
Toyoda mengekspresikan kekecewaannya terhadap ketidakmampuan pihak terlibat dalam merger untuk benar-benar membahas produk selama konferensi pers. Dia menyoroti pentingnya pembahasan detail tentang produk dalam konteks kerjasama antara produsen mobil. Meskipun MoU antara Nissan dan Honda menyinggung penstandaran platform kendaraan dan kolaborasi model, Toyoda menyoroti kurangnya rincian spesifik yang diperlukan untuk kesuksesan kerjasama semacam itu.
Toyoda juga mempertanyakan manfaat jangka panjang dari merger itu jika kesepakatannya terlaksana, menyoroti bahwa volume dan ukuran bukanlah jaminan keberhasilan. Dia menunjuk contoh Volkswagen yang berhasil mengkonsolidasi beberapa merek di bawah payungnya, tetapi juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh Stellantis terutama setelah pengunduran diri CEO Carlos Tavares.
Toyota sendiri telah bermitra dengan beberapa produsen mobil domestik, termasuk Mazda dan Subaru dalam pengembangan mesin dan teknologi lingkungan yang efisien. Meski menghadapi tantangan dalam manajemen produksi dan penjualan skala besar, Toyota tetap menjadi pemimpin global dalam penjualan mobil. Kehandalan dan reputasi Toyota sebagai pemimpin dalam industri otomotif telah terbukti dengan kesuksesan dan pertumbuhan perusahaan dari waktu ke waktu.