Masyarakat Indonesia sedang memasuki masa mudik menjelang perayaan Idul Fitri. Beberapa dari mereka sudah sampai di kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga. Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, menekankan pentingnya tidak menjadikan mudik sebagai ajang pamer kekayaan atau kesuksesan. Bagi Haedar, esensi sejati dari mudik adalah mempererat tali silaturahmi dan menumbuhkan semangat kebersamaan di kampung halaman.
Haedar juga menyoroti bahaya gaya hidup berlebihan yang bisa memicu kesenjangan sosial di masyarakat. Menurutnya, mudik seharusnya digunakan sebagai momen untuk membangun kebersamaan serta memperkuat hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat. Pengguna media sosial pun memberikan respons yang beragam terkait fenomena pamer kekayaan saat mudik. Beberapa di antara mereka mengungkapkan bahwa hal tersebut sering terjadi di masyarakat dan kadang-kadang menimbulkan rasa iri atau kesenjangan.
Ini menjadi refleksi bagi semua orang untuk kembali pada esensi sejati dari mudik, yaitu mempererat silaturahmi dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan tanpa terjebak dalam perilaku konsumtif atau pamer kekayaan. Kembali pada nilai-nilai kebersamaan adalah penting, terutama dalam momen-momen spesial seperti Syawalan dan Idul Fitri. Haedar yakin bahwa hal tersebut adalah kunci untuk membangun semangat kebersamaan yang kuat di tengah masyarakat.