Kota Depok, terletak di sebelah selatan Jakarta, memiliki sejarah dan asal usul nama yang menarik. Nama “Depok” bukan hanya sekadar identitas suatu kota, namun juga melibatkan budaya lokal dan pengaruh kolonial. Ada beberapa versi asal usul nama “Depok”. Salah satunya adalah berasal dari bahasa Sunda “padepokan”, yang berarti pertapaan. Versi lain mengatakan bahwa “Depok” merupakan singkatan dari De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen, yang berarti “Organisasi Kristen Protestan Pertama”, yang muncul pada tahun 1950-an di Belanda.
Sejarah perkembangan Kota Depok dimulai dengan Cornelis Chastelein, seorang Belanda yang mendirikan komunitas Kristen di wilayah itu. Chastelein lahir di Amsterdam pada tahun 1657 dan memiliki karier di Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Setelah memutuskan untuk meninggalkan kehidupan kolonial, Chastelein fokus pada pertanian dan membeli tanah di Depok. Dia memperlakukan pekerjanya dengan lebih baik daripada kebanyakan pejabat kolonial pada masanya, bahkan mewariskan tanahnya kepada para pekerja yang setia dan memerdekakan budak-budaknya.
Kini, Depok telah menjadi salah satu kota modern di kawasan Jabodetabek dan terkenal sebagai tempat di mana Universitas Indonesia berada. Keputusan Cornelis Chastelein untuk menciptakan lingkungan yang adil dan manusiawi di Depok telah memberikan dampak yang kuat pada perkembangan sejarah kota tersebut. Berbagai budaya Depok mencerminkan jejak sejarahnya yang unik, menunjukkan betapa pentingnya peranan Chastelein dalam membentuk kota ini.
