Mengapa Sunat Wanita Berbahaya? Risiko Kesehatan Tersembunyi

Sunat perempuan adalah praktik yang sering dikaitkan dengan tradisi atau ajaran tertentu namun sebenarnya terdapat risiko kesehatan yang serius yang perlu dipahami. Prosedur sunat perempuan, baik yang dilakukan secara simbolis atau dengan pemotongan jaringan, dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental perempuan dalam jangka pendek maupun panjang. Risiko tersebut mulai dari infeksi, komplikasi saat persalinan, hingga merusak jaringan genital yang sehat serta mengganggu fungsi tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sunat perempuan sebagai bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan menekankan bahwa Female Genital Mutilation (FGM) tidak memiliki manfaat kesehatan dan dapat menimbulkan dampak negatif yang serius.

Data dari UNICEF dan penelitian Komnas Perempuan dan PSKK UGM menunjukkan bahwa Indonesia masih termasuk dalam negara dengan tingkat praktek sunat perempuan yang tinggi. Mayoritas anak perempuan yang menjalani sunat berusia 1–5 bulan dengan beberapa di antaranya mengalami FGM, melibatkan pemotongan atau pelukaan pada organ genital. Risiko kesehatan yang dihadapi oleh perempuan yang menjalani sunat termasuk komplikasi medis seperti perdarahan, infeksi, gangguan fungsi seksual, hingga trauma psikologis yang dapat berdampak jangka panjang.

Sunat perempuan bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan praktik berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan perempuan. Dengan menyadari risiko kesehatan yang terkait dengan sunat perempuan, diharapkan kesadaran masyarakat dapat meningkat untuk melindungi hak kesehatan dan keselamatan perempuan.