Kamis, 24 Oktober 2024 – 02:00 WIB
Jakarta, VIVA – Kombes Pol Ahrie Sonta Nasution ditunjuk sebagai ajudan Presiden Prabowo Subianto. Kepastian penunjukkan Ahrie dikonfirmasi oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Berdasarkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara (Permensesneg) RI Nomor 12 Tahun 2016, Ajudan presiden terdiri dari perwira menengah berpangkat kolonel yang berasal dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU dan berpangkat Komisaris Besar Polisi yang berasal dari Polri.
Tiga matra TNI yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara masing-masing menyiapkan kandidat terbaiknya untuk menjadi ajudan Presiden Prabowo Subianto. Yakni Kolonel Inf Wahyo Yuniarto dari TNI AD, Anton Pallaguna dari TNI AU, dan Letnan kolonel (Letkol) Laut Romi Habe Putra dari TNI AL.
Profil Kombes Pol Ahrie Sonta Nasution
Ahrie Sonta lahir di Bandung, 2 April 1981, ia lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada 2002. Kombes Ahrie juga dikenal atas pengalamannya dalam penugasan di berbagai wilayah strategis. Mulai dari Jawa Timur, Polda Metro Jaya, Mabes Polri, hingga operasi keamanan di Sulawesi Tengah dan Papua. Ia pernah berjasa dalam menjaga stabilitas keamanan nasional berkat pengabdiannya dalam Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Operasi Nemangkawi di Papua. Ahrie Sonta juga pernah menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya sebelum diangkat menjadi Sekretaris Pribadi Kapolri pada 2021.
Karier Ahrie di kepolisian terus merangkak naik, berkat prestasinya ia berhasil naik pangkat dari Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) menjadi Komisaris Besar (Kombes) Polisi. Keahliannya semakin terasah dengan pendidikan lanjutan di dalam maupun luar negeri, termasuk di Politie Academy Apeldoorn, Belanda, Crime Scene Analysis di Münster, Jerman, hingga pelatihan di Joint Special Operation University, US Command Center, Florida. Ahrie Sonta juga mencatatkan prestasi gemilang saat menjabat sebagai Kanit Subdit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya pada 2018. Dalam waktu dua bulan, ia berhasil mengungkap lebih dari 100 kg narkotika, termasuk membongkar sindikat narkoba Taiwan di Perairan Tanjung Berakit, Pulau Bintan, dengan barang bukti mencapai 1,6 ton. Karier cemerlangnya terus berlanjut hingga pada Juli 2020, namanya kembali mencuat saat terlibat dalam penangkapan buron kelas kakap, Djoko Tjandra di Malaysia. Kasus korupsi pengalihan hak tagih Bank Bali yang menyeret buron ini berhasil diungkap setelah 11 tahun pelarian, dan menjadi momen penting bagi Polri.