Jumat, 27 September 2024 – 11:11 WIB
Rembang, VIVA – Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, Rembang, Jawa Tengah, Ahmad Bahauddin Nursalim, atau lebih dikenal sebagai Gus Baha merupakan sosok bersahaja dan sederhana.
Baca Juga :
Top Trending: Heboh Dokter Dilarang Pakai Hijab, Kata Habib Bahar soal Peringatan Darurat
Dalam setiap ceramahnya, murid Kiai Maimun Zubair ini selalu mengingatkan pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Sejumlah ceramahnya pun kerap hilir-mudik di media sosial.
Sumber : Nu Online
Baca Juga :
Amalan Sederhana dari Gus Baha Agar Terhindar dari Kemiskinan
Penyampaiannya yang teduh, ditambah penjelasan yang mudah dipahami, membuat sosok Gus Baha banyak disukai masyarakat, khususnya di kalangan milenial.
Meskipun punya nama besar, namun kenyataannya kehidupan ulama kondang ini jauh dari kesan mewah. Hal tersebut bisa terlihat dari cara berpakaian hingga tempat tinggalnya yang sangat sederhana.
Baca Juga :
Kemlu Ungkap Kabar Terbaru Ketua DPRD Rembang yang Ditahan Arab Saudi
Bicara mengenai rumah Gus Baha, dilihat melalui beberapa video di YouTube, tampak rumah ulama 53 tahun itu memiliki arsitektur khas masa lalu yang sederhana, namun terlihat sejuk.
Warna putih tampak mendominasi rumah satu lantai tersebut, berpadu dengan warna aquamarine alias campuran biru muda dan hijau muda pada bagian fasad bangunan.
Lingkungan di sekeliling rumah Gus Baha juga terbilang cukup asri, sebab di sekitar banyak ditumbuhi pepohonan membuat siapa saja yang berkunjung betah berlama-lama.
Dinding pada bagian teras rumah yang dilapisi keramik berwarna abu-abu membuat ruangan tersebut semakin sejuk. Kendati demikian, pencahayaan di dalam rumah terbilang baik, tidak gelap pada siang hari.
Alih-alih memasang pagar tinggi, rumah yang berlokasi di Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Rembang, itu justru tidak dipasang pagar. Hal ini senada dengan karakter Gus Baha yang terbuka bagi siapa saja.
Terkadang para tamu dijamu di teras rumahnya, meski tidak terlalu lebar, teras rumah Gus Baha diperkirakan cukup menampung hingga puluhan orang.
Bukan hanya sisi luar yang tampak sederhana, interior rumah juga sama. Tidak ada perabotan mewah yang terlihat di dalam rumah pria yang kerap memakai kemeja putih dan sarung hijau ini.
Adapun persis di depan kediaman Gus Baha terdapat Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA. Bangunan ini tampak kontras dengan rumah Gus Baha yang sederhana.
Bangunan pondok pesantren yang didominasi warna putih itu terlihat sangat megah. Memiliki tiga lantai, Gus Baha menjadikan tempat tersebut untuk mencetak santri-santri berprestasi, bahkan tidak sedikit dari mereka yang menjadi penghafal Alquran.
Halaman Selanjutnya
Warna putih tampak mendominasi rumah satu lantai tersebut, berpadu dengan warna aquamarine alias campuran biru muda dan hijau muda pada bagian fasad bangunan.