Portal Berita Pilihan Prabowo Subianto, Update Setiap Jam
Berita  

Video Viral: Ismail Haniyeh Bereaksi Tangguh saat 3 Anaknya Dibantai Israel di Lebaran 2024

Video Viral: Ismail Haniyeh Bereaksi Tangguh saat 3 Anaknya Dibantai Israel di Lebaran 2024

Jumat, 2 Agustus 2024 – 06:00 WIB

VIVA – Kabar duka menimpa perjuangan kemerdekaan Palestina, setelah Pejuang Hamas Ismail Haniyeh tewas terbunuh di Teheran, Iran pada Rabu 31 Juli 2024. Dia diduga menjadi korban serangan brutal Israel.

Ismail berada di Teheran, Iran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran. Sebelum tewas terbunuh, Ismail juga baru saja bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei.

Ismail Haniyeh dikenal sebagai tokoh yang tidak pernah berhenti memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel. Dia merupakan salah satu pendiri Hamas pada tahun 1980-an.

Sepanjang perjuangannya untuk kemerdekaan Palestina, Ismail Haniyeh beberapa kali menghadapi ancaman pembunuhan. Teror yang dilakukan pihak Israel juga tidak menciutkan keberanian dan nyali pejuangnya.

Bahkan aksi brutal pihak Israel yang membantai keluarganya tidak menyurutkan perjuangan Ismail untuk kemerdekaan Palestina. Salah satunya, saat tiga anaknya tewas dibunuh Israel saat Lebaran Idul Fitri 2024.

Sejak kabar kematian Ismail Haniyeh pekan ini, viral kembali video reaksi Ismail Haniyeh saat mendengar kabar keluarganya dibantai Israel. Reaksi yang menunjukkan Ismail sebagai pejuang tangguh. Serangan ini terjadi ketika pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berlangsung di Kairo, Mesir.

Dalam video pendek yang diunggah akun X, tampak momen ketika Ismail Haniyeh mendapat kabar via telepon bahwa anak dan cucunya terbunuh di Gaza di saat jeda pertemuan di Mesir.

“Ketika Israel membunuh putra dan cucunya, Ismail Haniyeh tetap tenang dan memohon belas kasihan Tuhan kepada mereka. Haniyeh dan keluarganya berada dalam bahaya selama beberapa dekade. Mereka membayar harga tertinggi atas nama pembebasan Palestina. Semoga tidak sia-sia,” tulis unggahan video.

Saat mendengar kabar tersebut, Ismail tampak tenang dan tidak menunjukkan emosi berlebihan. “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada mereka,” katanya singkat.

Seseorang yang berada di sisinya mengusulkan pertemuan ditunda karena kabar duka ini dianggap bakal mengganggu pikiran Ismail. Namun Ismail dengan tenang mengatakan: “Tidak, ayo kita lanjutkan,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam serangan brutal yang dilakukan pada Rabu, 10 April 2024 atau bertepatan dengan perayaan Idul Fitri, tiga anak-cucu dari pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, meninggal dunia.

Dilansir dari Al Jazeera, Kamis, 11 April 2024, Haniyeh menyatakan bahwa anak-anaknya merayakan Idulfitri dengan keluarga mereka di kamp pengungsi Al Shati di utara Gaza.

Di kamp Al Shati, tiga putra Haniyeh: Hazem, Amir, dan Mohammad, meninggal setelah mobil yang mereka naiki dibom oleh jet tempur Israel.

Dua cucu Haniyeh juga tewas dalam serangan itu, sementara satu cucu lainnya terluka akibat serangan tersebut.

“Tidak ada keraguan bahwa musuh (Israel) didorong oleh balas dendam serta niat pembunuhan dan pertumpahan darah. Mereka tidak mematuhi standar atau hukum apa pun,” kata Haniyeh kepada Al Jazeera.

Haniyeh juga mengatakan bahwa sebanyak 60 anggota keluarganya telah terbunuh sejak agresi Israel ke Gaza pada 7 Oktober lalu. Serangan ini juga terjadi kala pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berlangsung di Kairo, Mesir.

“Tuntutan kami jelas dan spesifik. Musuh mungkin berkhayal bahwa dengan menargetkan anak-anak saya di tengah perundingan, akan mendorong Hamas untuk mengubah posisi,” kata Haniyeh.

Dia mengatakan, “Darah anak-anak saya tidak lebih berharga daripada darah rakyat kami. Semua martir di Palestina adalah anak-anak saya.”

Haniyeh juga menegaskan bahwa serangan terhadap keluarganya merupakan bukti kegagalan Israel, dan dia tidak akan mengubah posisi Hamas dalam perundingan gencatan senjata.

Dia menekankan bahwa Hamas tidak akan menarik tuntutannya dalam perundingan di antaranya tuntutan gencatan senjata permanen, pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka, hingga pembebasan tahanan Palestina.