Kamis, 18 Juli 2024 – 10:58 WIB
Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kabar tentang manipulasi hasil nilai rapor para calon peserta didik baru agar diterima di sekolah impian mereka. Manipulasi nilai rapor ini sering menjadi kontroversial karena menyangkut integritas sistem pendidikan dan keadilan bagi semua siswa.
Banyak siswa dan orang tua merasa tertekan untuk mendapatkan nilai tinggi demi diterima di sekolah favorit melalui jalur prestasi. Oleh karena itu, beberapa orang mencoba memanipulasi hasil nilai rapor.
Dalam isu yang sedang ramai, baru-baru ini Kepala Sekolah SMPN 19 Depok mengaku secara terbuka kesalahannya. Menurut akun Instagram @depok24jam, Kepala Sekolah SMPN 19 Nenden Eveline Agustina mengungkapkan bahwa mereka siap menanggung risiko atas manipulasi nilai rapor 51 siswa.
Meskipun demikian, mereka masih menunggu langkah selanjutnya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terkait isu tersebut. Nenden akhirnya mengakui bahwa mereka telah memanipulasi nilai rapor 51 siswa, sehingga status penerimaan siswa tersebut dibatalkan dari delapan SMA Negeri di Depok meskipun sebelumnya mereka sudah diterima.
Reaksi warganet terhadap pengakuan tersebut bermacam-macam. Skandal manipulasi nilai rapor ini menarik perhatian publik dan menjadi sorotan dalam sistem PPDB 2024. Warganet menyoroti sistem zonasi dan pentingnya kembalikan pembelajaran dengan nilai NEM dan rayon untuk meminimalisir manipulasi nilai.
Mereka juga menyoroti aturan naik jenjang pendidikan yang semakin kompleks, serta menekankan perlunya introspeksi dari Kementerian Pendidikan terkait kasus seperti ini. Beberapa warganet juga menunjukkan kekhawatiran atas kondisi belajar siswa yang terkadang mengarah pada manipulasi nilai.
Halaman Selanjutnya