Jumat, 24 Mei 2024 – 15:00 WIB
Zaman Kolosubo merupakan salah satu periode yang diprediksi dalam Ramalan Jayabaya, yang merupakan koleksi prediksi terkenal dari Prabu Jayabaya, Raja Kediri yang memerintah pada tahun 1135 hingga 1159.
Ramalan Jayabaya, yang telah diabadikan dalam berbagai naskah seperti Serat Jayabaya Musarar dan Serat Pranitiwakya, serta disebutkan dalam Babad Tanah Jawi, meramalkan berbagai peristiwa yang akan terjadi di Nusantara, termasuk datangnya Zaman Kolosubo.
Zaman Kolosubo Setelah Zaman Kolobendu
Zaman Kolosubo diperkirakan sebagai masa penuh kemakmuran dan ketentraman yang akan datang setelah periode penuh konflik dan kesulitan yang dikenal sebagai Zaman Kolobendu. Ramalan tersebut menyebutkan bahwa Zaman Kolosubo akan dimulai pada tahun 2025, menandai era baru di mana Nusantara akan diakui dan dihormati oleh dunia.
Dalam konteks ramalan Jayabaya, Zaman Kolosubo adalah era yang dinanti-nantikan setelah Zaman Kolobendu, yang menurut ramalan dimulai pada tahun 1997 dan ditandai oleh berbagai bencana dan ketegangan dalam masyarakat.
Budayawan Jawa, Masud Thoyib Adiningrat, mengaitkan dimulainya Zaman Kolobendu dengan krisis ekonomi besar yang melanda Indonesia pada tahun 1997. Dalam ramalan tersebut, simbol “Ayam Jantan Bertarung dalam Kurungan” menggambarkan konflik dan ketegangan di dalam negeri, yang diorkestrasi oleh kekuatan-kekuatan tak terlihat di balik layar.
Namun, ramalan ini juga membawa harapan besar dengan janji datangnya Zaman Kolosubo pada tahun 2025. Zaman ini diprediksi akan menjadi masa di mana Nusantara mencapai kemakmuran dan ketentraman, serta mendapatkan pengakuan dan penghormatan dari dunia internasional. Ramalan ini menggambarkan perubahan drastis dari masa konflik menuju era kesejahteraan dan stabilitas.
Teks Ramalan
Dalam ramalan Jayabaya, terdapat teks yang mengisyaratkan datangnya Zaman Kolosubo: “Entenono Nuswantoro bakal ketampan bendu, Yen wis teko pandito ambuka wiwaranging Neroko (Condro sengkolo 1997), Pralambange jago tarung ning njero kurungan. Dalang wayang ngungkurke kelir. Sing nonton podo nangis. Entenono waluyo lan tentrem. Mengko nek wis tumeko. Pendowo Mulat Sirnaning Penganten (Condro sengkolo 2025)”
Artinya: “Tunggulah, Nusantara akan mendapatkan bencana. Jika sudah datang tahun 1997. Perlambangnya adalah Ayam jantan Bertarung di dalam kurungannya. Sang dalang menggelar sandiwara. Yang menonton menangis. Tunggulah zaman kemakmuran dan ketenteraman. Nanti jika sudah datang Tahun 2025.”
Tafsir dari teks ramalan ini menunjukkan bahwa konflik dan kesulitan yang terjadi pada Zaman Kolobendu adalah bagian dari proses menuju kemakmuran di Zaman Kolosubo. Tahun 2025 dijadikan sebagai simbol harapan dan perubahan, dengan “Pendowo Mulat Sirnaning Penganten” yang menandakan datangnya kesejahteraan dan kedamaian.
Ramalan Jayabaya tentang Zaman Kolosubo menggambarkan sebuah visi optimis tentang masa depan Nusantara. Meskipun ramalan ini terbuka untuk berbagai interpretasi, harapan akan datangnya kemakmuran dan ketenteraman tetap menjadi elemen sentral.
Ramalan ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya Jawa, tetapi juga sebagai cerminan dari harapan dan aspirasi masyarakat terhadap masa depan yang lebih baik.