Portal Berita Pilihan Prabowo Subianto, Update Setiap Jam
Berita  

Ancaman Serangan Siber China terhadap AS

Ancaman Serangan Siber China terhadap AS

Jumat, 3 Mei 2024 – 19:49 WIB

VIVA – Partai Komunis China (PKC) disinyalir telah melampaui batas baru yang mengkhawatirkan dalam propaganda spionase dan serangan dunia maya yang tiada henti yang bertujuan untuk melemahkan Amerika Serikat. 

Baca Juga :

PBB Sebut Rekonstruksi Pembangunan di Jalur Gaza Bisa Mencapai Rp 643 Triliun

Pengungkapan yang sangat meresahkan tentang penggunaan derek pelabuhan buatan China oleh PKC sebagai “derek mata-mata” dan peluncuran propaganda serangan siber “Volt Typhoon”, dianggap mengungkapkan upaya berani PKC untuk menyusup dan berpotensi menyabotase infrastruktur penting Amerika.

Dilansir The Hongkong Post, Jumat 3 Mei 2024, para pejabat AS segera mengibarkan bendera merah atas “pesawat mata-mata” China ini. 

Baca Juga :

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun Untuk Bangun Semua Rumah yang Hancur di Gaza

Sebuah surat dari kongres mengungkapkan bahwa PKC memasang perangkat misterius yang memberikan para peretas akses jarak jauh pada derek tersebut, sehingga memberi China kemampuan untuk mengambil kendali atas derek tersebut sesuka hati. 

Menghadapi eskalasi parah yang dapat melumpuhkan perdagangan maritim, pemerintahan Biden terpaksa mengalokasikan dana sebesar $20 miliar untuk membantu pelabuhan-pelabuhan AS dalam menghilangkan derek ZPMC dan menggantinya dengan peralatan dari produsen terpercaya Amerika dan negara-negara sekutu seperti Jepang.

Baca Juga :

Heboh Video Durian Montong Jadi Makanan Ayam di Thailand

Namun, serangan siber yang dilakukan PKC lebih dari sekedar ancaman “mata-mata”. Pada bulan Mei 2023, Microsoft mengungkapkan adanya serangan siber “Volt Typhoon” yang dikabarkan dirancang untuk mengganggu dan menurunkan infrastruktur komunikasi penting yang menghubungkan Amerika Serikat dan kawasan Asia-Pasifik selama potensi konflik militer di masa depan.

Bendera Amerika Serikat (AS) dan China.

Pengungkapan ini menunjukkan bahwa PKC dengan segera mengembangkan senjata siber yang canggih untuk melumpuhkan kemampuan perang Amerika jika terjadi krisis seperti konfrontasi dengan China mengenai Taiwan.

Para pemimpin tinggi keamanan nasional AS telah mengeluarkan kecaman terhadap operasi siber PKC yang memiliki jangkauan luas. Direktur FBI Christopher Wray secara langsung mengaitkan Volt Typhoon dengan upaya China untuk mencegah intervensi militer AS untuk mempertahankan Taiwan dari invasi. 

Dengan menyusup dan berpotensi mengganggu sistem tulang punggul digital yang menggerakkan perekonomian AS dan menjaga keselamatan publik, PKC diyakini telah melancarkan perang digital terhadap AS.

Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.

Halaman Selanjutnya

Pengungkapan ini menunjukkan bahwa PKC dengan segera mengembangkan senjata siber yang canggih untuk melumpuhkan kemampuan perang Amerika jika terjadi krisis seperti konfrontasi dengan China mengenai Taiwan.

Halaman Selanjutnya