Senin, 22 April 2024 – 06:48 WIB
Jakarta – Prabu Jayabaya, seorang penguasa terkenal dari Kediri, terkenal bukan hanya karena kebijaksanaan dan keadilan yang dimilikinya, tetapi juga karena kemampuannya dalam meramal masa depan. Ramalan-ramalan tersebut telah dikumpulkan dalam Kitab Jangka Jayabaya, sebuah karya yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan kini menjadi suatu misteri yang dikelilingi oleh aura mistis.
Konon, terdapat ratusan kalimat ramalan dari Jayabaya, yang dimulai dengan kalimat ‘Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran’, yang jika diterjemahkan berarti jika nanti ada kereta tanpa kuda, ‘barang jahat diangkat-angkat, barang suci dibenci’, yang menggambarkan bahwa yang jahat akan diperhatikan, sedangkan yang suci akan ditolak, hingga ‘Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka’, yang menyiratkan bahwa lambat laun zaman akan berbalik.
Di samping itu, ada beberapa bait terakhir dari ramalan Jayabaya yang disebut-sebut menggambarkan kondisi Pulau Jawa di masa mendatang. Beberapa ramalan, seperti ‘polahe wong Jawa kaya gabah diinteri, endi sing bener endi sing sejati, para tapa padha ora wani, padha wedi ngajarake piwulang adi, salah-salah anemani pati’, menggambarkan perilaku orang Jawa seperti padi yang ditampi, di mana yang benar dan yang asli tidak berani diajarkan oleh para guru, dan kesalahan akan berujung pada kematian. Kemudian dikisahkan juga pada “Misteri Ramalan Jayabaya: Siapa Pemimpin Selanjutnya di Negeri Ini?” Ada istilah di ramalan Jayabaya berbunyi ‘banjir bandang ana ngendi-endi, gunung njeblug tan anjarwani tan angimpeni, gethinge kepathi-pati marang pandhita kang oleh pati geni, marga wedi kapiyak wadine sapa sira sing sayekti,’ yang berarti banjir besar di mana-mana gunung meletus…
Selengkapnya bisa dibaca di artikel asli.