Portal Berita Pilihan Prabowo Subianto, Update Setiap Jam
Berita  

Stadion Tiongkok: Diplomasi Ekonomi atau Kemitraan Murni di Afrika?

Stadion Tiongkok: Diplomasi Ekonomi atau Kemitraan Murni di Afrika?

Pada Jumat, 5 April 2024 – 20:23 WIB, diplomasi stadion Tiongkok telah menjadi sorotan serius dalam komunitas global. Melalui diplomasi stadion, Tiongkok berhasil memanfaatkan sumber daya alam negara-negara Afrika untuk kepentingan sendiri.

Meskipun pendukungnya memuji usaha Tiongkok dalam meningkatkan semangat olahraga negara-negara Afrika melalui infrastruktur stadion, para kritikus justru mengungkapkan kekhawatiran serius tentang motif dan implikasi jangka panjang dari inisiatif tersebut. Mereka melihat Diplomasi Stadion Tiongkok hanya sebagai taktik ‘Manuver Strategis’.

Dilansir dari pmldaily pada Jumat, 5 April 2024, Tiongkok sudah membangun lebih dari 100 stadion di seluruh Afrika hingga saat ini. Negara tersebut telah menjadi mitra utama dalam upaya modernisasi olahraga di benua tersebut. Keterlibatan Tiongkok dalam proyek-proyek konstruksi baru menunjukkan pengaruh Beijing yang semakin besar di Afrika. Tiongkok juga menggunakan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) sebagai kerangka kerja pembangunan infrastruktur.

Narratif diplomasi stadion menggambarkan Tiongkok sebagai aktor yang berbelas kasih, memberikan bantuan kepada negara-negara Afrika yang menghadapi defisit infrastruktur. Namun, di balik itu semua, terdapat perhitungan ekonomi, politik, dan strategis yang rumit.

Selain proyek di Pantai Gading, Tiongkok juga terlibat dalam pembangunan venue olahraga lain di Afrika. Afrika telah menjadi sumber bahan mentah yang mendukung pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan dominasi global di sektor seperti manufaktur baterai dan telekomunikasi.

Kelompok skeptis mengungkapkan kekhawatiran tentang masalah keberlanjutan utang. Negara-negara Afrika, yang tertarik dengan fasilitas olahraga modern, sering terjebak utang besar dari Tiongkok. Model pembiayaan Tiongkok yang mencakup pinjaman lunak dan kesepakatan infrastruktur menimbulkan pertanyaan mengenai biaya sebenarnya dari proyek-proyek ini dan dampaknya terhadap kedaulatan nasional.

Dominasi Tiongkok dalam diplomasi stadion menghadapi tantangan dari negara-negara lain seperti Arab Saudi dan Qatar yang juga bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Afrika melalui diplomasi olahraga. Arab Saudi dan Qatar menambah kompleksitas pada arena diplomasi stadion yang sudah penuh sesak.

Rencana Arab Saudi untuk berinvestasi dalam infrastruktur sepak bola dan menjadi pusat sepak bola internasional “Afro-Eurasia” mencerminkan persaingan baru di wilayah tersebut. Sementara itu, Qatar yang telah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 juga menjalin kemitraan di Afrika, menandakan perubahan signifikan dalam dinamika geopolitik diplomasi stadion.

Tiongkok juga harus bersaing dengan Arab Saudi yang memiliki rencana strategis dalam diplomasi sepak bola. Arab Saudi sedang berupaya melakukan transformasi ekonomi dengan investasi besar dalam bidang olahraga. Saudi berencana menjadikan dirinya sebagai pusat sepak bola internasional “Afro-Eurasia”.