Portal Berita Pilihan Prabowo Subianto, Update Setiap Jam
Berita  

5 Perwira Polri Memperoleh Kenaikan Pangkat Luar Biasa Setelah Menangkap Gembong Bom Bali Dr. Azhari

Selasa, 13 Februari 2024 – 09:56 WIB

Jakarta – Ledakan bom di Bali pada Oktober 2002 (bom Bali I) dan Oktober 2005 (bom Bali II) tentu masih lekat di ingatan banyak orang.

Tragedi bom Bali ini disebut sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia. Bukan hanya meninggalkan kesedihan, aksi keji ini juga berdampak pada menurunnya industri pariwisata di Pulau Dewata. Berkat kepiawaian para perwira Polri, mereka berhasil mengendus keberadaan dalang di balik aksi teror tersebut.

Sebuah rumah di Jalan Flamboyan A1 Nomor 7, Kelurahan Songgokerto, Batu, Malang, Jawa Timur menjadi target pengamatan tim Densus 88 Antiteror Polri. Lokasi ini diyakini sebagai tempat persembunyian gembong teroris nomor wahid, Dr Azhari, yang diburu polisi lantaran diduga kuat menjadi otak di belakang Bom Bali I dan Bom Bali II. Sedikitnya kami telah merangkum ada 5 perwira Polri yang ikut terlibat menyelesaikan kasus bom Bali I dan II, hingga kelimanya mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto. Siapa saja mereka?

1. Jenderal (Purn) Tito Karnavian

Jauh sebelum menjadi Kapolri dan kini menjabat Menteri Dalam Negeri (Mendagri), sepak terjang Tito Karnavian menumpas jaringan teroris di Indonesia patut diacungi jempol. Tahun 2004, ketika Densus 88 Anti teror dibentuk untuk membongkar jaringan terorisme di Indonesia, Tito Karnavian yang saat itu berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) memimpin tim terdiri dari 75 polisi. Saat itu, Tito dan tim berhasil melacak keberadaan Dr Azhari dan menangkap gembong teroris itu di Villa Flamboyan, kawasan Songgoriti, Kota Batu, Jawa Timur. Berkat hal tersebut Tito mendapat kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kombes.

2. Jenderal (Purn) Idham Aziz

Selain Tito Karnavian, Idham Aziz juga terlibat dalam melumpuhkan dalang teroris bom Bali Dr Azhari di Batu, Malang, Jawa Timur. Saat itu Idham menjabat sebagai Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus 88 Anti-Teror. Berkat kinerjanya tersebut, Idham juga mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Jenderal Sutanto. Semula ia berpangkat AKBP menjadi Kombes.

3. Kapolda Bali, Inspektur Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose

Mantan kepala BNN dan mantan Kapolda Bali ini merupakan perwira Polri yang terlatih di bidang reserse. Petrus mengambil peran di bom Bali sebagai pengintrogasi ulung jaringan teroris. Jenderal Bintang 3 ini juga menjadi salah satu sosok di balik penangkapan dalang Bom Bali yakni Dr Azhari. Saat itu, Petrus yang masih menjabat Wakil Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sukses melumpuhkan Dr Azhari di rumah kontrakan di Villa Flamboyan, kawasan Songgoriti, Kota Batu, Jawa Timur.

4. Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel

Komjen Pol. Rycko Amelza merupakan salah satu sosok berprestasi yang reputasinya mencuat usai tragedi Bom Bali II. Ia memperoleh kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang berhasil melumpuhkan teroris Dr. Azahari. Rycko yang sebelumnya menjabat sebagai Kanit Banmin Subden Bantuan Densus 88/Antiteror Bareskrim Polri, lantas mengalami kenaikan posisi menjadi Kapolresta Sukabumi Polwil Bogor Polda Jawa Barat.

5. Komjen (Purn) Muhammad Syafi’i

Muhammad Syafii merupakan salah satu polisi yang mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam Satgas Bom Bareskrim Polri dan Tim Walet Hitam Pasgegana Korbrimob Polri yang dipimpin Bekto Suprapto bersama Arif Wachyunadi karena berhasil melumpuhkan buronan tindak pidana terorisme yaitu Dr Azahari bin Husin. Sama seperti 4 temannya di atas, saat itu Syafi’i yang masih berpangkat AKBP mendapat kenaikan satu tingkat menjadi Kombes dari Jenderal Sutanto, Rabu 7 Desember 2005. As informasi, selain 5 daftar di atas, kenaikan pangkat luar biasa lainnya terdiri dari 12 orang Kompol jadi AKBP, enam orang AKP menjadi Kompol, delapan orang Iptu menjadi AKP, 15 Ipda menjadi Iptu, satu orang Aiptu menjadi Ipda dan 139 bintara dan 9 tamtama.

Exit mobile version