Jumat, 9 Februari 2024 – 10:13 WIB
Jakarta – Politikus PDI Perjuangan sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok baru-baru ini mengingatkan sejumlah masyarakat supaya tidak memilih pemimpin yang suka menipu masyarakat dengan janji-janji manis kampanye.
Ahok menilai bahwa janji manis yang tidak masuk akal yang dilontarkan paslon dilakukan secara sengaja untuk memperdaya dan menipu masyarakat suppa mau memilihnya. Hal ini diungkapkan Ahok ketika kunjungan ke Kupang, NTT pada Rabu, 7 Februari 2023 lalu.
“Iangan mau pilih yang suka nipu-nipu. Masih ingat di Jakarta dulu kan? DP nol persen rumah, KJP boleh ditarik tunai. Orang percaya semua kan?” kata Ahok disambut tepuk tangan riuh warga seperti dilansir dari akun TikTok @adven_koli.
Ahok juga menjelaskan bagaimana program-program tidak masuk akal tersebut bisa dilontarkan oleh pemimpin yang suka menipu masyarakat. Ia menjelaskan hal tersebut sembari tertawa. Menurutnya, sang pemimpin menipu dengan mengatakan DP rumah nol persen.
DP nol persen tersebut untuk rumah yang berada di kawasan Jakarta tentu saja akan menarik banyak orang. Namun, harus dipikirkan secara logis karena menurutnya jika DP tersebut adalah nol persen, maka cicilannya bisa sampai angka Rp100 juta per tahun.
“Itu tentu memberatkan. Jadi maksud saya, tolong jangan dipercaya oleh orang-orang jualan kecap. Semua jual kecap nomor satu kan? Hati-hati,” ucap Ahok.
Walaupun dalam kesempatan itu, Ahok tidak menyebut nama, tapi sangat jelas bahwa perkataan itu dimaksudkan kepada Anies Baswedan yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta. Ketika itu, Anies menjanjikan rumah dengan DP 0 persen untuk warga Jakarta.
Ahok juga berbicara mengenai penerapan Nawacita yang sempat dijalankan Presiden Jokowi selama hampir 10 tahun memimpin bangsa ini. Menurut dia, Nawacita yang dikerjakan oleh Presiden Jokowi selama dua periode ini juga merupakan susunan PDIP.
“Yang mengusul Nawacita sejak periode pertama Pak Jokowi itu PDI Perjuangan bos. Jadi bagi saya kalau mau meneruskan Nawacita yang udah jalan 10 tahun, saya butuh orang yang ngerti Nawacita,” ungkap Ahok.
Karena itu, Ahok merasa aneh ketika ada orang yang ingin mengganti program Nawacita yang sudah dikerjakan selama 10 tahun belakangan ini. Baginya, ini adalah sesuatu yang berbahaya.