Portal Berita Pilihan Prabowo Subianto, Update Setiap Jam
Berita  

Akibat Tahan Bersin, Pria Ini Alami Pecah dan Lubang di Tenggorokan

Akibat Tahan Bersin, Pria Ini Alami Pecah dan Lubang di Tenggorokan

Kamis, 14 Desember 2023 – 07:33 WIB

VIVA Trending – Seorang pria asal Inggris mengalami cedera tenggorokan, yang menyebabkan lehernya ‘bolong’ karena menahan bersin yang kuat.

Menurut laporan, seorang pria berusia 34 tahun berusaha menahan bersin dengan menutup mulut dan menutup kedua lubang hidungnya, namun kekuatan bersin tersebut malah membuat tenggorokannya pecah. Makalah berjudul “Snap, crackle, and pop: saat bersin menyebabkan leher berderak” menyatakan bahwa pria tersebut mencoba menghentikan bersin dengan mencubit hidung dan menutup mulutnya, dilansir Kamis, 14 Desember 2023.

Usai melakukan hal tersebut, ia mulai mengalami gejala-gejala aneh pada tubuhnya, termasuk nyeri saat menelan, perubahan suaranya, sensasi seperti terbakar di area wajah, dan bengkak di lehernya. Karena tak kuat menahan sakit, pria tersebut akhirnya mencari pertolongan medis.

Ketika tiba di rumah sakit dan mendapatkan rotgen, betapa terkejutnya dokter ketika melihat tenggorokan pria tersebut telah pecah dan menyebabkan bolong. Para dokter mengatakan bahwa aliran udara terperangkap di beberapa jaringan tenggorokannya dan itulah yang membuat tenggorokannya pecah. Pecahnya faring secara spontan sangat jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh muntah, muntah-muntah, batuk berat, atau semacam trauma.

Pria tersebut dibawa ke bawah pengawasan medis untuk menghindari risiko atau perkembangan infeksi leher dalam. Saat dalam pengawasan, pria itu diberi makan melalui selang dan antibiotik.

Dia pulih setelah dua minggu dan mulai bisa makan makanan lunak. “Menghentikan bersin dengan menutup lubang hidung dan mulut adalah tindakan yang sangat, sangat berbahaya dan harus dihindari,” ujar para peneliti.

“Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti pseudomediastinum (udara terperangkap di dada di antara kedua paru-paru), perforasi membran timpani (perforasi gendang telinga), dan bahkan pecahnya aneurisma serebral (pembengkakan pembuluh darah di otak).

Karena kasus ‘unik’ tersebut, sebuah makalah diterbitkan dalam BMJ Case Reports pada tahun 2018 yang mengkhususkan penelitian mengenai kasus itu.

Exit mobile version