Portal Berita Pilihan Prabowo Subianto, Update Setiap Jam
Berita  

Malas dan Tidak Menghargai

Malas dan Tidak Menghargai

Jumat, 8 Desember 2023 – 16:45 WIB

Aceh – Seorang warga Aceh bernama Cut Anggi membagikan pengalaman saat menangani ribuan imigran Rohingya selama berada di Serambi Mekah. Menurutnya, etnis dari Myanmar itu memiliki karakter yang kurang baik sebagai pengungsi.

Baca Juga:
Jokowi sebut Ada Dugaan Perdagangan Orang di Balik Masuknya Pengungsi Rohingya

Melalui akun TikTok pribadinya @anggi22.4 wanita tersebut punya alasan tersendiri terkait ucapannya itu. Adapun, Anggi mengklaim, apa yang disampaikan ini merupakan kenyataan yang ia alami secara langsung.

“Hari ini di Aceh sudah sampai seribuan lebih (imigran Rohingya) dan sudah dibawa ke camp pengungsian. Nggak usah sok mengambil kebijakan untuk mengurus mereka,” ucap Anggi seperti dilihat Jumat 8 Desember 2023.

Baca Juga:
Rohingya Makan Enak Secara Gratis, Warga Indonesia Harus Banting Tulang Baru Bisa Makan

Anggi mengaku khawatir dengan wilayahnya apabila imigran Rohingya terus berdatangan. Sebab, kata dia, dengan semakin banyaknya imigran yang datang, dikhawatirkan bakal terjadi konflik atau gesekan dengan warga lokal.

“Mereka yang hari ini tidur di tenda beralas terpal saja berkeras nggak mau pindah, bagaimana kalau sudah beranak pinak dan (diberi tempat tinggal yang layak),” kata dia

“Saya akan spill beberapa tingkah mereka yang apabila kalian lihat langsung, pingin kalian campakkan ke laut,” sambungnya

Pertama, ungkap Anggi, para imigran Rohingya tidak tahu terima kasih. Hal ini lantaran sejumlah makanan dan pakaian yang diberi warga Aceh kedapatan dibuang begitu saja oleh para imigran tersebut.
“Semakin sering kita kasih, semakin mereka tidak menghargai, makanan, pakaian cukup banyak kami kasih, tapi mereka buang,” jelas Anggi.

Kedua, Anggi menyampaikan bahwa para imigran Rohingya memiliki tenaga yang cukup kuat yang dia khawatirkan kekuatan tersebut digunakan untuk mengintimidasi warga Aceh.
“Mereka itu sangat kuat, (bukan cuma laki-laki) perempuannya saja kuat. Mereka juga sering berantam bahkan sesama mereka saja main pukul-pukulan,” sebutnya

“Saya melihat dua orang perempuan di dalam camp pengungsian saling berkelahi memperebutkan colokan ponsel,” sambungnya

Terakhir, Anggi menegaskan bahwa para imigran Rohingya memiliki watak keras kepala dan pemalas. Sebab, dalam beberapa kasus ia menjumpai sejumlah imigran sulit dimintai tolong untuk melakukan sesuatu.

“Watak mereka keras, nih sya kasih tau, kalau mereka sudah duduk di camp pengungsian, apapun yang kami perintah mereka tidak mau lakukan,” kata Angi

“Mereka lagi tidur-tiduran terus kita panggil, nggak mau, mereka pura-pura budek lalu tutup kuping pakai selimut,” pungkasnya

Halaman Selanjutnya
Pertama, ungkap Anggi, para imigran Rohingya tidak tahu terima kasih. Hal ini lantaran sejumlah makanan dan pakaian yang diberi warga Aceh kedapatan dibuang begitu saja oleh para imigran tersebut.