Rabu, 6 Desember 2023 – 10:12 WIB
Sumatera Barat – Kabar erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam menyisakan duka di benak masyarakat Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. Bukan tanpa alasan, erupsi gunung api aktif tersebut merenggut belasan nyawa pendaki yang kala itu sempat berada di sekitar puncak gunung.
Salah satu sosok yang menjadi perbincangan adalah Zhafirah Zahrim Febriana, seorang wanita yang turut menjadi korban erupsi Gunung Marapi. Beberapa detik usai Gunung Marapi menyemburkan abu vulkanik, Zhafirah sempat merekam dan meminta pertolongan. Dalam video yang langsung beredar di media sosial, Zhafirah tampak terkena muntahan abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi. Beruntung, nyawa wanita tersebut berhasil diselamatkan oleh Tim SAR gabungan dari TNI dan Polri serta warga setempat.
Usai dibawa oleh Tim SAR, Zhafirah langsung mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Ia merupakan salah satu korban yang berhasil dievakuasi petugas dari sekitar 75 pendaki saat gunung meletus.
Rani Radelani selaku ibu korban mengatakan bahwa Zhafirah masih terbaring di rumah sakit akibat luka bakar di bagian wajah. Ia juga sudah mulai bisa berbicara sedikit demi sedikit, tapi keluarga tidak mau memaksa ia untuk berbicara kronologinya.
Sosok Zhafirah
Rani mengatakan bahwa Zhafirah adalah salah seorang mahasiswa di jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang. Saat berada di kampus, ia bukan hanya menuntut ilmu di kelas melainkan aktif dalam kegiatan bela diri silat.
Sementara pendakian ke Gunung Marapi merupakan pengalaman pertama mahasiswi PNP tersebut. Sebelum itu, ia dikatakan sempat trekking, tapi tidak pernah naik ke atas gunung. Saat ia izin hendak naik gunung, keluarga mengizinkan karena belum ada kenaikan status gunung.
“Waktu mau naik gunung, Ife izin ke keluarga dia pergi bersama teman yang biasa mendaki. Saat mendaftar belum ada informasi larangan mendaki ataupun kenaikan status gunung, ini mendadak aja, bagaimana lagi kan. Jadi kita ndak bisa berkata-kata, namanya musibah,” kata Rani kepada awak media.
Rani yang mewakili keluarga Zhafirah mengucapkan banyak terima kasih kepada tim gabungan yang sudah bekerja keras untuk mencari para korban. Ia juga berterima kasih karena sudah menyelamatkan nyawa mahasiswi berusia 19 tahun tersebut.
Viral Video Zhafirah di Media Sosial
Beberapa waktu usai letusan terjadi, Zhafirah sempat mengirimkan sebuah video menggambarkan kondisinya yang terjebak erupsi. Dari video tersebut, tubuh Zhafirah tampak berwarna abu-abu karena terkena semburan abu vulkanik dari puncak gunung.
Dalam video tersebut, ia tampak lemas dan sempat meminta pertolongan kepada sang ibunda. Hal tersebut juga dikonfirmasi langsung oleh Rani Radelani bahwa video tersebut memang benar anaknya dan menjadi korban dari ganasnya Gunung Marapi.
Saat itu, barang-barang sang anak sempat hilang, tapi ia menemukan telepon pintar milik pendaki lain sehingga bisa mengirimkan video. Rani menyebut bahwa sang anak mendaki bersama teman kampusnya dan berencana pulang pada Minggu, 3 Desember 2023.